SMPI Al Azhar 44

Kartu dan Mawar

oleh: Jasmine Najaa Sarasati

Hai…! perkenalkan, namaku Joule Daniellington dan ini sepupuku Albert Daniellington. Albert biasa dipanggil Al dan aku biasa dipanggil Jo, umur kita berdua sama yaitu, dua belas tahun. Disekolah kita mendapat julukan “Kembaran Jenius”. Karena saat ada peringkat di sekolah, nilai kita berdua selalu yang tertinggi dan peringkat kita selalu yang sama. Sama seperti yang terjadi dahulu. Ayahku dan Ayah Al yaitu, Paman Arthur sama dekatnya dengan Aku dan Al. Mereka juga mendapatkan julukan kembaran di sekolahnya. Keren…!

O ya.. awal tahun ini, sekolahku akan mengadakan perkemahan di hutan terpencil. Sangat sedikit orang yang mengetahui hutan ini, memang perkemahan di hutan ini hanya sebagai kegiatan yang suka di lakuan oleh sekolahku. Sejak angkatan 1 dulu, setiap 1 tahun sekali sekolah kita akan mengadakan kemah di hutan ini. Jadi, bisa dibilang hutan terpencil ini adalah hutan privat milik sekolah.

keesokan harinya, aku segera mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa untuk di perkemahan nanti. karena kemarin Al menginap dirumahku jadi, hari ini aku berangkat ke sekolah bersama Al. Saat kita sampai ke sekolah aku dan Al segera pamit kepada Bunda dan Tante Rossa (Bunda dari Al), yang sudah mengantarku dan Al sampai sekolah. Setelah berpamitan kita berdua segera menaiki bus sekolah. Didalamnya sudah banyak teman-teman kita berkumpul. Aku dan Al segera mencari tempat duduk kita berdua. Kebetulan, tempat dudukku tepat di sebelah Al. Jadi, kita dapat bercakap-cakap saat di perjalanan. Bis pun mulai jalan, aku melihat hampir semua teman-temanku mengeluarkan dan memainkan ponselnya masing-masing. Kecuali aku dan Al. Kita tidak memiliki ponsel. Tetapi, kita berdua memiliki headset. Jadi kita dapat mendengar musik favorit kita.

Sesampainya di Hutan terpencil, kita semua segera turun dari bis dan mempersiapkan tenda kita masing-masing. Satu tenda hanya diisi satu orang saja. tendaku disebelah Al, dan disebelah Al terdapat jalan menuju suatu goa. Karena rasa penasaran. Kita berdua mencoba untuk masuk ke goa tersebut. Ternyata saat aku dan Al memasuki goa isinya adalah satu pohon yang sangat besar, hampir sama seperti pohon beringin. Akan tetapi kalau pohon ini disinari cahaya dari atas goa, bentuk batang dan akarnya pun juga seperti tumpukan kartu. Sedangkan dedaunannya berbentuk mawar-mawar yang sangat cantik. Tiba-tiba saja, mawar-mawar tersebut hangus terbakar oleh api yang dengan secara tiba-tiba mendadak muncul. Akarnya pun bergerak dan melilit kakiku dan kaki Al, dan kita pun tertarik masuk ke dalam tanah di bawah pohon tersebut yang berwujud seperti air.

Aku membuka mata perlahan, rasanya semua tubuhku terasa sangat sakit. saat aku melihat sekeliling sepertinya aku berada di suatu rumah sakit, aku melihat Al ada disebelah ranjangku, sepertinya dia belum sadar. Aku segera bangkit dari ranjangku untuk melihat sekeliling. Pasien-pasien disana aneh-aneh seperti mereka memakai gaun dan kemeja berwarna hitam dan merah yang terlihat sangat elegan. Saat aku bertemu salah satu perawat disana aku bertanya. “Dimana aku?, aku ingin pulang.” perawat itu berusaha untuk menenangkanku dan berkata bahwa aku dan A ada di Rumah Sakit Cardrose. yaitu rumah sakit yang melayani pasien dari dunia lain. Perawat itu juga menjelaskan bahwa, Aku dan Al jatuh dari langit di halaman belakang kerajaan kartu dan mengalami cedera yang sangat parah, untung saja prajurit yang sedang menjaga disana mengetahui hal itu, kalau tidak nyawaku dan Al tidak bisa diselamatkan. Aku pun berterima kasih kepada perawat tersebut karena sudah menjelaskan semuanya. Aku pun segera kembali menghampiri Al. ternyata saat aku sampai di ruangannya, Al ternyata sudah sadar. Dan aku menceritakan semuanya kepadanya.

Setelah kita diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit, suatu tragedi terjadi. Terlihat pasukan Raja Kartu sedang menyerang sekumpulan pasukan dari jauh. Saat aku bertanya kepada salah satu penduduk, apa yang sedang terjadi. penduduk itu menjawab bahwa Sang Raja sedang menyerang Tentara Ratu Api yang hendak menghancurkan dan menguasai kota ini. Sebenarnya, Ratu Api

tadinya adalah Ratu Mawar. Dahulu Sang Ratu yang sangat ramah. Sebelum saudara kembar penyihir kerajaan Kartu membuat mantra agar ratu Mawar menjadi jahat. Sejak saat itu, Sang Ratu menjauh dan ingin menguasai Kerajaan Kartu

 

Karena kita ingin membantu, akhirnya aku dan Al memutuskan untuk menemui Raja Kartu dan membantu untuk mencari sisi kelemahan dari Ratu Api. Karena Sang Raja takut terjadi apa-apa dengan kita berdua maka, Raja Kartu mengirim prajurit-prajuritnya untuk mengalihkan Ratu Api, agar aku dan Al dapat masuk ke kerajaan Sang Ratu .

Rencana mulai untuk dilaksanakan, pasukan Sang Raja datang menghadap kepada Sang Ratu untuk mengalihkannya. Sementara aku dan Al cepat-cepat memasuki istana Sang Ratu. Tetapi, aku memiliki firasat aneh kalau Sang Ratu tidak terpengaruh oleh alihan-alihan prajurit Sang Raja. Saat kita berdua sudah masuk ke kerajaan Ratu Api, kita melihat tanda yang menunjukan lorong bawah tanah. Kita pun segera memasuki lorong bawah tanah tersebut. Setelah kita sampai di lantai paling bawah, yang terlihat hanyalah satu peti tua yang didalamnya terdapat surat bahwa satu-satunya kelemahan Ratu Api hanya ada pada tempat duduknya.

Aku dan Al pun keluar dari ruangan bawah tanah tersebut. Kali ini aku harus berusaha mencoba untuk mencari dibalik tempat duduk Sang Ratu. Benar saja, aku memutar tempat duduk sang Ratu, tiba-tiba… keluarlah suatu bola kristal berwarna merah yang dihiasi oleh mawar-mawar kecil.

Akhirnya, aku dan Al dapat keluar dari kerajaan Ratu Api. Kita berlari sekencang mungkin dan segera memberikan bola kristal tersebut kepada Sang Penyihir. Akan tetapi, di perjalanan menuju Kerajaan Kartu aku merasa ada yang mengikuti kita dari belakang. Benar saja, saat aku sedikit menoleh ke belakang terlihat Ratu api sedang mengejar kita dan mukanya tampak sedang sangat marah. Kita pun akhirnya sampai kepada Sang Penyihir. Sebelum Sang Ratu sampai di menara kerajaan paling atas, Sang Penyihir segera memecahkan mantra tersebut dan mengakhirinya. Ratu Api menghilang dan muncul sosok wanita yang sangat cantik. Ternyata ia adalah Ratu Mawar…! semua penduduk

dan sang Raja sangat senang melihat kehadiran Ratu Mawar kembali. Walaupun sang Ratu tidak ingat apa yang telah terjadi. Hehehe.

Sebagai ucapan terima kasih sang Raja dan ratu, mereka memberikan kita berdua sebuah jam yang berguna jika kita ingin berkunjung ke Kerajaan Kartu dan Mawar. Akhirnya, kita pun pulang ke tempat yang sama. Seperti keadaan yang sama, terlihat cahaya yang memancarkan pohon tersebut lebih bersinar terang, batang dan akar yang terbuat dari kartu sekarang menjadi rapi, bunga-bunga mawar yang berwarna merah dan ditambah putih mulai bermekaran, dan yang terakhir munculah dua tanaman baru yang berwarna merah dan putih dari tanah yang berwujud seperti air. Aku dan Al segera kembali ke perkemahan dengan rasa yang damai.

-Tamat-

Pesan Moral :

Janganlah takut untuk mencoba hal-hal yang baru, dan teruslah bertekad bahwa kita akan berhasil dalam menghadapi suatu rintangan.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *